Gempa dan Tsunami
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakankerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut,longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya.
Cara Penanggulangan Gempa dan Tsunami :
Seismic Bearing
Sebut saja penggunaaan bantalan karet alam (Seismic Bearing) untuk melindungi bangunan terhadap gempa bumi, yang dikenal sebagai base isolation karya Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor.
Teknologi pembuatan dan bahan bantalan tahan gempa yang digunakan untuk rumah tinggal maupun maupun gedung bertingkat ini sebagian besar ada di dalam negeri.
Aplikasi bantalan ini digunakan untuk melindungi gempa bumi dibuat dari kombinasi lempengan karet alam dan lempeng baja yang dapat mengurangi daya reaksi hingga 70%, karena secara alami karet alam memiliki sifat fleksibilitas dan menyerap energi.
Bantalan tersebut dipasang disetiap kolom yaitu diantara pondasi dan bangunan. Karet alam berfungsi untuk mengurangi getaran akibat gempa bumi sedangkan lempeng baja digunakan untuk menambah kekakuan bantalan karet sehingga penurunan bangunan saat bertumpu diatas bantalan karet tidak besar.
Pengaruh gempa bumi yang sangat merusak struktur bangunan adalah komponen getaran karet horizontal. Getaran tersebut dapat menimbulkan gaya reaksi yang besar, bahkan pada puncak bangunan dapat berlipat hingga mendekati dua kalinya.
Oleh sebab itu apabila gaya yang sampai pada bangunan tersebut lebih besar dari kekuatan struktur maka bangunan tersebut akan rusak. Gaya reaksi yang sampai bangunan dapat dikurangi melalui penggunaan bantalan karet tahan gempa.
Pada dasarnya cara perlindungan bangunan oleh bantalan karet tahan gempa dicapai melalui pengurangan getaran gempa bumi kearah horizontal dan memungkinkan bangunan untuk begerak bebas saat berlangusung gempa bumi tanpa tertahan oleh pondasi.
Buoy alat deteksi Tsunami
Universitas Indonesia (UI) telah berhasil menciptakan sebuah alat baru pendeteksi getaran tsunami. Selain akan sanggup memberikan peringatan tsunami kepada penduduk secara lebih cepat, biaya pembuatan maupun perawatan alat ini juga jauh lebih murah.
Penemuan alat ini diungkapkan oleh Devi Rahmawati, Corporate Communications UI, yang ditemui Waspada Online dalam acara Pameran Pendidikan Nasional, di gedung Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Jakarta, Senin (10/8).
Menurut Devi, alat yang diciptakan oleh Dr. Arman Djohan dari Jurusan Teknik Elektro UI tersebut akan sanggup memberi peringatan bahaya tsunami kepada masyarakat secara lebih cepat, sehingga, masyarakat memiliki waktu hingga 4 jam untuk bersiap-siap menghadapi bahaya tsunami.
“Alat deteksi model lama hanya sanggup memberi peringatan awal kepada penduduk hingga 2 jam, penduduk hanya punya waktu 2 jam untuk bersiap-siap, tapi dengan alat yang kami ciptakan ini, penduduk akan punya waktu hingga 4 jam, sehingga potensi jumlah korban atau kerusakan akibat tsunami juga dapat diminimalisir,” ungkap Devi, yang dalam acara pameran di atas juga bertugas sebagai penanggung jawab stand UI.
Secara keseluruhan, alat deteksi tsunami yang diciptakan oleh UI ini berbentuk mirip dengan bola plastik serta dirancang sebagai alat yang dapat diapungkan di atas permukaan laut (buoy).
Alat deteksi tsunami dari UI ini dirancang dengan teknik statistik yang disebut sebagai Hidden Markov Model (HMM). Proses kerja alat ini adalah sebagai berikut: Ketika terjadi getaran tsunami, buoy yang terletak di atas permukaan laut akan langsung mendeteksi getaran tersebut dan mengirim citranya ke satelit pemantau yang ada di luar angkasa. Citra tersebut akan dikirim oleh satelit itu sendiri ke lembaga-lembaga pengawas bahaya tsunami, dapat berupa BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), dinas kelautan, dinas kependudukan, ataupun instansi-instansi lain yang terkait dengan penanganan bencana alam.
Selain sanggup memberi peringatan secara lebih dini, pembuatan alat deteksi getaran tsunami yang diciptakan UI juga tidak akan menghabiskan biaya yang besar serta dapat diletakkan penduduk di permukaaan laut yang dekat dengan pulau tempat tinggal mereka, berbeda dengan alat pendeteksi lama yang harus diletakkan di dasar laut.
0 Response to "Gempa dan Tsunami"
Posting Komentar